Berita24.id : Tanggamus —- Pasca Banjir Bandang yang terjadi Pekon (desa red) Unggak Kecamatan Kelumbayan Induk pada Senin malam, langsung melakukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan pasca banjir bandang. Kegiatan gotong royong itu untuk membersihkan kayu dan lumpur yang terbawa arus air ke perkampungan warga (1/4/2020).
Warga tidak hanya membersihkan lingkungan pekon juga membersihkan lumpur yang ada di Kantor Kepala Pekon dan juga Gedung Paud.ketinggian lumpur di dalm kantor Kepala Pekon hingga mencapai 50 cm.
Banjir bandang yang terjadi senin malam kemarin,tidak hanya menggenangi rumah penduduk, tetapi merusak lahan sawah dan kebun kacang milik masyarakat setempat. Banyak tanaman padi dan kacang yang rusak bahkan ada sebagian lahan yang nyaris tidak ada lagi tanaman di karenakan terbawa arus air.
Tapsiruddin, menuturkan kepada awak media bahwa wilayah pekon unggak pekon penyandingan dan beberapa pekon lain nya memang sudah menjadi langganan banjir. Bahkan yang terparah adalah bajir bandang tahun 2018 lalu,banyak rumah warga yang rusak ringan hingga rusak berat.
“Disini memang sering banjir dan yang terparah adalah tahun 2018 lalu,rumah banyak yang rusak dan juga merusak lahan pertanian hingga sudah tidak bisa di garap,”ungkap
Senada dikatakan, Kholilurahman, Selaku Ketua Badan Hippunan Pekon (BHP) Pekon Unggak mengatakan bajir yang kerap terjadi di wilayah ini merupakan salah satu faktor penyebab nya adalah pendangkalan aliran sungai. Sebab, posisi sungai sekarang hampir rata dengan pemukiman warga, selain itu hutan hutan yang barada di sepanjang aliran sungai hingga ke hulu sudah banyak yang gundul.
“Jadi wajarlah kalau sering terjadi banjir, itu disebabkan kedangkalan aliran sungai ini,”ungkap.
Senada dengan apa yang di ungkap kan Ansori, salah seorang tokoh adat di Pekon Unggak, pendangkalan aliran sungai di wilayah kami memang sudah sangat mengkhawatirkan.
“Ini di perparah pasca banjir yang luar biasa di tahun 2018 lalu,sungai manjadi dangkal hingga rawan banjir,”imbuhnya.
Dilanjutkannya, sebenar nya permasalahan pendangkalan aliran sungai ini sudah kami ajukan ke pemerintah pekon pada saat ada musawarah tingkat pekon,bahkan sudah dilanjut kan di musawarah tingkat kecamatan (musrembang) agar menjadi proritas pemerintahan terkait untuk melakukan normalisasi aliran sungai dan pemasangan tanggul/bronjong di sepanjang aliran sungai.
“Jadi besar harapan masyarakat kecamatan kelumbayan khusus nya pekon pekon yang berada di hulu hingga hilir,di antara nya pekon unggak,penyandingan,susuk dan negri agar pemerintah bisa secepat nya melakukan normalisasi sungai dan pemasangan tanggul, harapan masarakat ini mengingat keadaan sungai yang semakin rata dengan pemukiman warga hingga membuat masarakat selalu was was jika turun hujan,”tukasnya. (MP/B24)