BeritaPESAWARAN

Soal Sampah Pasar Baru Kedondong, Tokoh Adat Saibatin Kebandakhan Makhga Waylima Angkat Bicara

Berita24.co.id: Pesawaran —- Soal keberadaan sampah Pasar Baru Kedondong yang menjadi perbincangan masyarakat belakangan ini. Tokoh Adat Saibatin, Agus Bastian, adok Suntan Bandakh Makhga IV Waylima angkat bicara.

Bastian menilai, keberadaan pembuangan sampah sementara (TPS) yang ditempatkan pada lokasi depan pasar tepatnya sisi jalan raya sejatinya tidak pada tempatnya. Selain mengotori  muka pasar hingga terlihat kumuh, sisi lain tentunya merusak kebersihan lingkungan pasar sendiri.

” Tempat sampah dipinggir jalan seperti itu ya gak pantas, bau busuk sampah sangat menyengat dan menyebabkan polusi udara, dan tentunya sangat mengganggu kenyamanan dan keindahan pasar hingga membuat orang males berkunjung dan berbelanja dipasar baru kedondong,” Cetus Suntan Bandakh Makhga IV Waylima (Bastian-Red), Selasa (23/4/24).

Untuk itu kata dia, seyogyanya tempat pembuangan sampah sementara dikembalikan pada tempat sebelumnya. Kemudian, demi ketertiban pasar kiranya pedagang hamparan khususnya para pedagang sayuran yang berada diareal pasar baru tepatnya disekitaran jalan Pesirah Hi Mansur  selayaknya direlokasi dengan ditempatkan pada los dipasar lama yang saat ini kosong tidak dimanfaatkan para pedagang.

“Tata pasar dikembalikan lagi pada semula, para pedagang hamparan supaya dialihkan ke tempat pasar lama, hinggga los pasar lama yang tidak terisi kembali dihidupkan dan dimanfaatkan lagi,” Tegasnya.

Lanjutnya, terkait tempat pembuangan akhir sampah (TPA) dirinya pun memberikan alternatif dengan mempersilahkan lahan tanah adat yang ada untuk dapat dijadikan TPA sampah Pasar Baru Kedondong.

” Ya kalo pun TPA sampah yang di Desa Sukamaju saat ini sudah tidak memadai lagi, maka lahan adat yang ada di Desa Gunung Rejo Waylima kami persilahkan dikelola dan dipakai untuk TPA,” Ungkapnya.

Suntan Bandakh Makhga IV menambahkan, bila dilakukan penertiban dengan merelokasi para pedagang hamparan dengan menempatkan ke los pasar lama, menurutnya solusi terjadinya penumpukan sampah Pasar Baru Kedondong. Selain itu juga memperluas adanya lahan parkir pasar. Dengan begitu, saat hari pasaran tidak ada lagi parkir kendaraan yang memadati disekitaran bahu jalan hingga membuat kemacetan jalan raya.

” Selama ini pasar lama tidak berfungsi lantaran para pedagang sayuran banyak pindah ketempat yang baru (los bangunan baru), klo pasar lama kembali difungsikan saya berkeyakinan pasar tidak tampak kumuh seperti sekarang ini, sebab penyumbang sampah terbesar itu lantaran dari para pedagang hamparan terutamanya pedagang sayuran. Dan untuk bongkar muat mobil barang/box tidak menggunakan bahu jalan karena bongkar muat akan ditempatkan ditempat lahan parkir yang disediakan,” Tandasnya.

Lebih lanjut ia menegaskan, terkait jalan Pesirah Hi Mansur yang setiap hari pasaran ditempati untuk berjualan oleh para pedagang hamparan kiranya dikembalikan fungsinya. Lantaran jalan tersebut merupakan akses jalan masyarakat desa setempat.

” Jalan yang digunakan oleh pedagang hamparan tersebut adalah jalan penghubung desa. Ditambah lagi pedagang yang ada bukan pedagang lokal, namun pedagang pendatang, hal ini tentunya diperlukan ketegasan dan pembenahan Dinas terkait demi tata kelola pasar yang lebih baik,” Pungkasnya. (fahmi)

Tinggalkan Balasan