Berita24.co.id : Jakarta —- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) yang diadakan oleh Presiden Jokowi pada Selasa, 1 September 2020.
Ratas ini diikuti pula oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin, Para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur seluruh Indonesia, Panglima TNI, Kapolri serta beberapa Kepala Lembaga seperti BIN, BNPB, BKPM, BPKP.
Ada sejumlah permasalahan seperti penangangan Covid-19 serta Pemulihan Ekonomi Nasional masih menjadi bahasan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Dalam rapat ini membahas mengenai Positivy Rate yang harus diturunkan. Positivity Rate (tingkat kasus positif dari kasus yang diperiksa atau dites) secara nasional masih cukup tinggi, yakni sekitar 14,56%. Hal ini tentu saja masih dibawah standar Badan Kesehatan Dunia WHO. WHO sampai saat ini merekomendasikan bahwa Positivity Rate yang baik apabila dibawah angka 5%.
Sementara itu terkait pengadaan vaksin Covid-19, saat ini sumber vaksin Biofarma adalah Sinovac. Kebutuhan vaksin untuk dalam negeri kemungkinan tidak akan mencapai 250 juta dosis pada tahun 2021. Oleh karena itu diperlukan sumber tambahan untuk menjangkau seluruh penduduk Indonesia.
“Saya minta kepada para Gubernur untuk pengendalian Covid ini betul-betul tetap menjadi fokus dan konsentrasi kita. Karena memang kita perlu memperkuat ketahanan kita agar sampai betul-betul pada seluruh rakyat kita vaksin semuanya,” kata Kepala Negara.
Pada saat yang bersamaan, Pemerintah tengah mengembangkan vaksin lokal yang disebut vaksin Merah Putih. Bakal vaksin tersebut saat ini sedang dikerjakan oleh konsorsium nasional yang melibatkan lembaga biologi molekuler Eijkman, perguruan-perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga penelitian. Proses pembuatan benih vaksin ini prosesnya sudah sekitar 30-40 persen. Di rencanakan tahun depan sudah dapat diuji klinis dan siap diproduksi.
Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan bawa tujuan dari Reformasi Sistem Kesehatan Nasional adalah memperkuat sistem kesehatan di berbagai aspek.
“Tujuan dari Reformasi Sistem Kesehatan Nasional adalah memperkuat sistem kesehatan di berbagai aspek, serta memastikan target RPJMN 2020-2024 dan target global tercapai tepat waktu,” ujar Menteri usai mengikuti Ratas.
Menteri Suharso juga menjelaskan tentang 8 Area Reformasi Sistem Kesehatan. Delapan Area Reformasi Sistem Kesehatan yang diungkapkan Kementerian PPN/Bappenas antara lain, (1) Pendidikan dan penempatan tenaga kesehatan, (2) Penguatan Puskesmas, (3) Peningkatan kualitas Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan, (4) Kemandirian farmasi dan alat kesehatan, (5) Ketahanan kesehatan, (6) Pengendalian penyakit dan imunisasi, (7) Pembiayaan kesehatan, dan (8) Teknologi informasi dan pemberdayaan masyarakat.
“Target ideal Reformasi Sistem Kesehatan seperti pada pengendalian penyakit dan penguatan ketahanan kesehatan untuk masalah Tuberkulosis targetnya kasus baru berkurang menjadi 190 per 100.000 penduduk, saat ini masih 314 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk stunting kondisi saat ini sebanyak 27,7% balita terkena stunting, target reformasi diharapkan turun menjadi 14%” ujar Menteri Suharso (*)