Berita24.co.id : Mesuji —Buntut perseteruan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Mesuji, Yanuar Fittian, dan sejumlah awak media berakhir di meja damai.
Meskipun sudah berdamai, namun mendapan kritikan pedas dari Dewan Penasehat (Wanhat) PWI Mesuji, Juan Situmeang, dimana bila tidak terjadinya miskomunikasi antar wartawan ini tentunya momen kumpul bersama hari ini tidak akan terjadi terlebih saat ini sudah terjadi kesenjangan antara Pemda dan Wartawan yang bertugas di Kabupaten Mesuji.
“Jika kita runut ke belakang, harus diakui bahwa, pasca pandemi Corona melanda Mesuji, hingga detik ini, komunikasi antara Gugus Tugas dan awak media memang berada dalam tahap yang sangat buruk,” ujar Juan.
Berangkat dari kondisi itu, Jurnalis Rilis.id ini berharap agar pertemuan kali ini tidak hanya sekadar bermanis-manis tapi harus membuahkan solusi.
“Saatnya kita mulai pola komunikasi yang lebih baik. Karena saat ini sistem yang diterapkan di pemda Mesuji adalah se iring sejalan . Dimana komunikasi antara Pemkab dan Wartawan jauh berbeda yakni Pemda Berjalan di jalan sedangkan Jurnalis berjalan di siring. Ini kedepan Jangan lagi terjadi antara satu dijalan dan satu di siring,” tegas Juan.
Tidak hanya itu lanjut Juan, akibat kesenjangan antar Pemkab Mesuji dengan wartawan saat ini tentunya sangat buruk, ibaratnya bila kita beri penilaian dari angka 10 itu, nilai yang kita berikan itu hanya 4. Artinya Pemda sendiri tidak perduli terhadap Wartawan yang bertugas di Mesuji.
“Bila kita beri penilaian hubungan antara Pemkab dengan Wartawan itu hanya memperoleh angka 4. Beda dengan hubungan antara wartawan dengan pemerintah sebelum – sebelumnya. Dan ini nyata, hal ini yang menyebabkan akses terputus,”singkat Juan.
Senada di sampaikan Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Mesuji, Apriadi meminta agar kejadian seperti ini jangan terulang lagi.
“Malu kita pada masyarakat,” ujar Apriadi.
Selebihnya, Apriadi mengatakan bahwa, baik buruknya konten sebuah pemberitaan, hendaknya bisa dipahami sebagai bentuk rasa sayang pada Kabupaten Mesuji.
“Sebagai wartawan, melalui beritalah kami menunjukan rasa sayang itu. Jadi, mohon tidak disalah artikan,” tambah Apriadi.
Sememi itu Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Mesuji, Yanuar Fitrian, menyatakan tak ada yang benar dan salah dalam polemik ini.
“Semua salah, semua benar,” ujar Yanuar. “Dan tak mungkin Dinas Kesehatan menanggulangi pandemi ini seorang diri.
Selain Plt. Kapala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokompim), Angga Pramudita, turut hadir dalam kesempatan itu, Ketua Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI), Lukman, Ketua Lembaga Pendidikan Jurnalis Desa (LPJD), Aris Rinaldi, beberapa anggota Ikatan Wartawan Online (IWO) dan sejumlah jurnalis.
Mediasi yang dimotori Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Mesuji, Syamsudin itu menghadirkan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Beddi dan Asisten Bidang Administrasi Umum, Nawawi Matni.
“Atasnama Pemerintah Kabupaten (Pemkab), kami mohon maaf jika ada yang kurang selaras. Kami sangat menyadari, apa yang dilakukan sahabat-sahabat media dalam beberapa hari terakhir sesungguhnya adalah bentuk kritik dan rasa sayang yang sedang dicurahkan.” kata Beddy.
Oleh karena itu, Beddi mengajak semua pihak untuk dapat saling memaafkan dan memulai pola komunikasi baru yang lebih tertata.
“Bagaimanapun, polemik yang sempat terjadi kemarin adalah akibat miskomunikasi di antara kita,” akunya.
Dihadapan para wartawan, dengan dampingi Nawawi Matni, Beddi berjanji akan melaporkan hasil pertemuan itu pada Sekkab Mesuji. (San)