BERITA24.CO.ID
BANDAR LAMPUNG — Misteri kematian Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Jurusan Bisnis Digital 2024 Universitas Lampung (Unila), kembali mencuat setelah hasil ekshumasi dan penyelidikan kepolisian menunjukkan temuan yang berbeda.
Dalam ekspose yang digelar Selasa (7/10/2025), Ditreskrimum Polda Lampung menyampaikan perkembangan signifikan. Meski hasil ekshumasi menunjukkan adanya tumor otak pada jenazah almarhum, penyidik justru menemukan indikasi kuat adanya tindak kekerasan saat kegiatan Diksar Mahasiswa Pencinta Alam (Mahepel) yang diikuti korban.
Sebelumnya, kasus ini sempat berada di tahap penyelidikan sejak 20 Juni 2025, dengan total 52 saksi diperiksa, terdiri dari 11 panitia kegiatan, 28 alumni, dan satu tenaga medis yang sempat merawat korban sebelum meninggal dunia.
Dokter forensik yang melakukan ekshumasi, dr. I Putu Swartama Wiguna, dalam keterangan resminya mengungkap bahwa di kepala korban ditemukan tumor otak yang mengeluarkan cairan. Namun, kondisi jenazah yang telah membusuk menyulitkan tim medis menemukan tanda-tanda kekerasan secara pasti.
Meski demikian, hasil penyidikan Ditreskrimum menunjukkan arah berbeda. Dirkrimum Polda Lampung Kombes Indra Hermawan, didampingi Kabidhumas Kombes Yuni Iswandari Yuyun, menjelaskan bahwa dalam proses penyidikan ditemukan beberapa korban lain yang juga mengalami kekerasan selama mengikuti kegiatan Diksar Mahepel.
“Dari bukti yang ada, kami menemukan adanya unsur kekerasan. Namun, tidak mudah menggambarkan secara rinci siapa yang melakukan dan di bagian mana peristiwanya terjadi karena melibatkan banyak orang,” jelas Kombes Indra.
Ia menambahkan, kasus ini resmi dinaikkan ke tahap penyidikan, dan pihak kepolisian masih mengumpulkan alat bukti tambahan serta keterangan saksi-saksi untuk memastikan pelaku yang bertanggung jawab.
“Kami mohon doa dari masyarakat. Pidananya sudah terbukti, tapi kami masih harus memperkuat bukti dan keterangan saksi. Siapa pun yang terbukti bersalah akan kami proses dan tahan,” tegasnya.
Di sisi lain, Wirnawati, ibu almarhum Pratama, menolak percaya bahwa anaknya menderita tumor. Ia menegaskan sejak kecil Pratama tidak pernah memiliki riwayat penyakit serius, apalagi tumor otak.(*)